FIRE ALARM


Pelaksanaan instalasi fire alarm system dan pemilihan serta penempatan jenis detector didasarkan pada  :
1.   Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-1735-2000 tentang, Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan atau gedung.
2. Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-1736-2000 tentang, Tata cara perencanaan system proteksi pasif untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
3. Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-3985-2000 tentang, Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian system proteksi pasif untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
4. SKPT  Menteri Pekerjaan Umum. No. 10/SKPT/2005, tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung.
5.      Peryaratan Umum Instalasi Listrik 2000  (PUIL 2000).
6.      Data teknis dari product di bidang peralatan fire alarm system yang dibuat oleh pabrik-pabrik dari berbagai negara. Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm yang dimaksud adalah sebagai berikut  :
1.       Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Kontrol MCPFA. Serta penggabungan (interkoneksi) dengan perangkat managment system bandara berupa software dan hardware.
2.   Pengadaan, pemasangan dan pengujian semua jenis Detector, Manual call point Station, dan Indicator Lamp.
3.         Pengadaan, pemasangan dan pengujian Juction Box disetiap lantai.
4.         Pengadaan, pemasangan dan pengujian Kabel-kabel untuk keperluan Monitor dan Kontrol.
5.         Menyerahkan dokumen yang diperlukan dalam sistem fire alarm antara lain  :
·           Sistem description dan prinsip operasi.
·           Instalations and Instructions.
·           Connection diagram.
·           Testing and commissioning instructions.
6.         Pabrik harus memberikan garansi baik hardware maupun software selama 1 tahun minimum tanpa ada tambahan biaya.
7.         Mengurus dan menyelesaikan perizinan Instalasi Fire Alarm dari instalasi yang berwenang.
8.         Melakukan testing dan commissioning.
9.         Melaksanakan training, dan menyerahkan buku technical manual.
10.     Menyerahkan 4 (empat) set gambar kerja (shop drawing) instalasi fire alarm.
1.2        URAIAN SISTEM KERJA FIRE ALARM
Bilamana salah satu detector, manual push button bekerja, maka kontrol panel (MCPFA) akan menyala dan memberikan informasi dimana titik peralatan menerima signal terjadi kebakaran. Selanjutnya buzzer akan berbunyi sesuai dengan letak detector  area/point/titik lokasi dimana peralatan tersebut di atas bekerja, serta mengaktifkan kamera CCTV yang berdekatan atau dalam satu zone dimana detektor tersebut bekerja 
Indikator lamp akan tetap menyala/flashing sampai sistem riset di MCPFA ditekan oleh operator atau security pertanda keadaan teratasi.
Apabila keadaan fire alarm tidak bisa teratasi maka kita dapat mengaktifkan general alarm secara manual, dimana seluruh indicator lamp akan menyala.
1.3            KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati persyaratan teknis sebagai berikut  :
1.3.1        Detektor
1.    Multi Sensor  optical Smoke dan Heat Detector (Addressable)
a.    Monitored area                  : max. 110 m2
b.    Monitored height               : max. 12 m
c.    Relative humidity              : 95% RH max.
d.    Rated Supply voltage       : 19-24 VDC
e.    Operating voltage             : 12-42 VDC
f. Operating current                 : 0,01 – 1mA
g.    Alarm current                    : 0,1- 20 mA
h.    Alarm indicator                  : red LED
i.      Protection rating                : IP40
2. Camera Asap dan Api
a.    Imager                                         :    CMOS
b.    Video Format                               :    Color NTSC
c.    Video Compression                     :    640x480 (NTSC)
d.    Minimum Illumination                  :    MJPEG
e.    Events notification medium         :    4.0 Foot-candles (40 Lux)
f.         Detector Performance             :    http network based communications, Alarm, Trouble and Auxiliary Dry Contacts
g.            Detection zones                        :    Flame: 1 ft pan fire at 100 ft (30° lens) Smoke: Indoor detection verified at 300 ft  Motion: Configurable motion detection based on zones and schedules
h.    Lenses available                          :    min 2.8mm
3.  Manual Station (Manual Push Button)
a.    Type                                           :     Break glass.
b.    Operating Voltage                      :     12 – 31 Vdc.
c.    Current Consumption                :     230 uA (normal) 4,1 mA       (alarm).
d.    Operating temperature range    :     - 10 OC  - + 50O C.
e.    Warna                                         :     Merah. 
4.  Sounder dan Flasher
a.     T y p e                                    :    Surface mounting.
b.    Operating voltage                   :    20 – 24  Vdc.
c.    Current consumption              :    45  mA max.
d.    Flash Rate                               :    45 ± 20 % flasher/minutes.
e.    Warna                                          :          Merah.
  1.3.2       Panel Kontrol / Master Control Panel Fire Alarm (MCPFA)
a.    Main Control Panel Fire Alarm ( Addressable System).
b.    Main Power                          :    220-230 VAC.  50/60 Hz.
c.    Power Consumption            :    maximum 6A
d.    Standby power                     :    24 V DC Nickel Cadmium battery.
e.    Display                                 :    Digital   & Message display.
f.     Operation Section                :    Menu, Keypad, switches.
g.    Record                                 :    Built-in printer.
1.3.3.    Kotak Hubung Bagi (Juction Box)
Kotak hubung bagi harus type surface mounting dan dibuat dari pelat  besi setebal minimum 2 mm dan seluruhnya harus dicat anti karat dengan zinchromat sebelum dicat akhir dengan cat bakar acrylic warna abu-abu.
Kotak hubung harus dilengkapi kunci yang seragam untuk semua kotak hubung bagi dan terminal penyambungan kabel.
1.3.4         K a b e l
1.         Kabel yang dipakai harus dari jenis NYY multicore diameter 1,5 mm2 untuk kabel power.
2.         Kabel yang dipakai untuk instalasi masing-masing detector adalah Kabel untuk sinyal menggunakan twisted kable 18 AWG, 2 pair.
3.         Kabel untuk lampu indicator dan alarm bell menggunanakan FRC dengan ukuran 2 x 1,5 mm2 dipasang dalam pipa konduit dengan sadle klem merk yang sama.
4.         Kabel untuk sinyal menggunakan twisted kable 18 AWG, 2 pair.
1.3.5        Konduit
Konduit yang dipakai adalah konduit PVC High Impact dengan diameter dalam minimum 1,5 kali diameter kabel.
1.4                PERSYARATAN TEKNIK PEMASANGAN
1.4.1            P e r a l a t a n
Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian. Manual Push Button dan Indicator Lamp dipasang Setiap Exit door atau emergency Exit Door dipasang pada ketinggian 1,5 m dari lantai.
Alarm Bell dipasang ± 0,5 m dibawah plafond atau disesuaikan dengan keadaan lapangan.
Peralatan sistem Fire Alarm ini harus ditanahkan (grounding) dengan hambatan maksimum 0,2 Ohm.
Supply listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam kelompok Emergency load dari genset.
1.4.2        Kabel dan Konduit
1.  Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di kabel tray dan instalasinya memakai pipa konduit.
2.  Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan memakai flexible conduit. Isolasi antara urat-urat kabel terhadap tanah minimum 20 M.Ohm.
1.5                P E N G U J I A N
Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen tunggal (authorized) penjualan peralatan tersebut dan pihak tersebut harus menyiapkan serfitikat pemasangan yang baik dari instalasi yang berwenang .
Pengujian terhadap tahanan isolasi kabel kontrol harus dilakukan sesuai dengan PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik).




Comments

Kabar Detik.com

Okezone

Rumah dan Arsitektur

Dornob

Popular Posts